> DIBUKA PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) UNTUK TAHUN PELAJARAN 2025-2026 , INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI WHATSAPP SEKOLAH 08112921157 >>> SELURUH KELUARGA BESAR SD MARSUDIRINI MENGUCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA SPONSOR, ORANG TUA SISWA , DAN SELURUH PIHAK YANG MENDUKUNG ACARA MARSUDIRINI FESTIVAL 2024, SEHINGGA ACARA DENGAN LANCAR >>> TANGGAL 2 -6 DESEMBER 2024 DIADAKAN ASESMEN SUMATIF AKHIR SEMESTER >>> TANGGAL 14 DESEMBER 2024 DIADAKAN GELAR KARYA DAN FAMILY GATHERING "

Minggu, 22 Februari 2015

"Bertobatlah dan Percaya Kepada Injil" (Minggu Prapaskah I)

Renungan
 Semua orang tentu ingin sukses dalam hidupnya. Sukses seringkali dikaitkan dengan soal kekayaan dan ketenaran. Orang dikatakan "Hidupnya sukses", jika ia kaya dan terkenal entah karena pekerjaan atau jabatannya. Tidak heran kedua hal itu menjadi tujuan semua orang.

 Saya masih ingat pesan yang sering dikatakan oleh seorang nenek kepada cucunya,"Cepat besar ya, Nak. Terus sekolah yang pinter biar bisa kerja cari uang yang banyak. Jadi orang yang hebat. Bisa beli mobil mewah dan rumah yang besar." Pesan yang amat biasa dan terkesan lucu. Tetapi, setelah direnungkan, memang ada benarnya. Pesan yang senada juga didengarkan oleh banyak orang sehingga secara tidak sadar kedua hal itu (kekayaan dan ketenaran) menjadi sesuatu yang dikejar-kejar oleh banyak orang.


Kecenderungan-kecenderungan semacam ini juga dilihat dan dimanfaatkan oleh pihak tertentu. Mereka pun menggunakan sarana-sarana untuk meyakinkan orang bahwa "kaya dan terkenal" merupakan kunci menuju kesuksesan. Media elektronik dipandang sebagai sarana yang tepat untuk itu. Di antara banyak media elektronik, televisi merupakan media yang paling dikenal masyarakat, baik masyarakat desa maupun kota. Masyarakat pedesaan tidak banyak yang tahu internet tetapi televisi, mendapatkan tempat di hati mereka. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Melalui televisi itulah mereka tahu betapa pentingnya arti "kaya dan terkenal".

 Melalui acara-acara sinetron, mereka mulai merajut impian mereka untuk menjadi kaya. Apalagi sinetron yang ditayangkan di televisi sebagian besar mengisahkan kehidupan orang sukses yang cantik atau ganteng dan bergelimang harta. Situasi yang tentu saja amat jauh dari kehidupan mereka yang hanya bekerja di sawah dan ladang. Hidup mereka pun terkadang berada di "awang-awang." Mereka amat merindukan kesuksesan seperti apa yang dilihatnya di layar TV. Maka, tidak jarang mereka pun akhirnya memilih untuk meninggalkan ladang dan sawah dan pergi merantau ke kota atau pun ke negara lain. Semuanya itu demi meraih kesuksesan yang mereka dambakan.

 Injil pada hari ini juga mengatakan hal yang kurang lebih sama. Markus mengisahkan bahwa setelah Yohanes Pembaptis ditangkap, Yesus memulai karya-Nya untuk mewartakan kabar sukacita. Yesus menawarkan Kerajaan Allah. Ia memulai pengajaran-nya dengan kata-kata yang mendalam maknanya. Apakah yang Ia serukan? "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Mrk 1:15). Itulah kunci yang ditawarkan Yesus untuk memperoleh Kerajaan Allah. Kata-kata Yesus ini pun menjiwai isi seluruh pewartaan-Nya. "Bertobat dan percaya kepada Injil" adalah dua hal yang ditawarkan Yesus untuk meraih kesuksesan. Ukuran kesuksesan bagi Yesus bukan lagi soal kekayaan atau ketenaran. Seorang Kristen dikatakan sukses, jika ia memiliki semangat "bertobat" dan mau percaya kepada Injil. Masa Prapaskah merupakan saat yang paling tepat untuk merenungkan pertobatan dan kepercayaan. Sebagai orang Kristen, kita perlu dengan serius memikirkan pertobatan macam apa yang bisa kita lakukan selama Masa Prapaskah. Pantang dan puasa merupakan sarana yang dipandang tepat untuk membantu permenungan kita akan iman dan pertobatan. Semoga Injil yang hari ini kita dengarkan menjadi pemacu semangat kita untuk membina sikap tobat dan iman kita kepada Tuhan. Mari kita bersama-sama berjuang bukan hanya untuk kesuksesan materi tetapi juga kesuksesan rohani. Amin

Tidak ada komentar: